Saturday, March 25, 2017

Pedofilia phenomenon


Akhir-akhir ini sangat ramai di berita-berita televisi mengenai kabar hilangnya anak yang rata-rata usianya masih belia, kemudian tiba-tiba di temukan sudah tewas, dengan keadaan tubuh yang banyak jaitan seperti seorang yang telah mengalami operasi, tak lama kemudian si anak tersebut meninggal.
Ada juga kabar yang mengkhawatirkan lagi selain kasus di atas, banyaknya pelaku Pedofilia atau bahasa kerennya “Predator anak” yang sedang berkeliaran kesana kemari mencari mangsa, rata-rata mangsa mereka masih berusia belia, sekitar 6-9 tahunan, bahkan ada yang masih balita.
Sebenarnya apa tujuan mereka melakukan hal tersebut, apakah sudah tidak ada lagi wanita dewasa yang mau dengannya, ataukah dia merasa bosan dengan wanita dewasa sehingga melakukan hal keji terhadap seorang anak ang gigi susunya saja belum tumbuh.

                Banyak masyarakat berkomentar mengenai kasus-kasus pedofilia terhadap anak yang sedang ramai beredar.
Ada yang mengatakan bahwa seorang pedofilia itu seorang yang mengalami kelainan jiwa, terutama kelainan terhada seks yang dimana kemampuan seksnya melebihi batas normal, jadi biasanya seseorang seperti ini sudah terlalu bosan dengan seks yang dia rasakan yang sensasinya gitu-gitu aja, sehingga dia mencari sebuah sensasi baru, kenikmatan baru yang akhirnya mencoba melakukan seks dengan anak-anak di bawah umur, mungkin dia rasa enak, tapi jiwa si anak tersebut guncang, kelainan terhadap masa depan anak bisa saja sangat terganggu, berakibat sangat fatal, si anak akan selalu mengingat kejadian itu lagi dan lagi. Selain itu juga, akan ada stigma negatif terhadap anak tersebut ketika dia beranjak dewasa, pasti masyarakat di sekitarnya akan memandang dia seseorang yang hina, meskipun itu bukan keinginan dia, tapi masyarakat melihat apa yang ada, apalagi masyarakat Indonesia hufthh... !
Ada juga pendapat masyarakat yang lebih sederhana mengenai pedofilia, mungkin seseorang yang mempunyaikelainan seks terutama pedofilia, dia melakukan hal itu bisa saja di karenakan “Titit”nya terlalu kecil, sehingga dia tidak pede ketika ingin bercinta dengan wanita dewasa, mungkin dia terlalu sering di hina atau di tertawakan, mungkin saja di ludahi *Manusia macam apa kau dengan titit se ukuran jarum pentul, bagaimana kau bisa memuaskanku, apa ibumu bercinta dengan se ekor plankton saat malam pertamanya dan melahirkan dirimu? Mungkin seperti itulah gambaran seorang pedofilia ketika bercinta dengan wanita dewasa, sehingga pada akhirnya seorang pedofilia mengalami traumatic dan melampiaskan hal itu kepada wanita yang kira-kira tidak menghinanya ketika bercinta dan dia bisa memuaskannya, dialah seorang bocah-bocah di bawah umur yang masih belia tidak tahu apa-apa yang dalam pikirannya hanya sebuah keseruan dalam bermain dan jajanan yang harus di penuhi oleh kedua orangtuanya.
Entah apa maksud dan tujuan para pelaku pedofilia tersebut, mungkin mereka sedang bersama tuhan yang lain, atau bersama nabi yang lain yang ajarannya membawanya ke jalan yang menurut dia benar, ataukah faktor ekonomi sehingga tak sanggup dengan wanita dewasa melampiaskan kepada anak-anak, entahlah, hanya mereka dan tuhan yang tau, kita hanya bisa menyaksikan berita di televisi yang sedang ramai mengenai pedofilia.


Share:

7 comments:

  1. Nicw info gan

    ReplyDelete
  2. kalau titi kecil coba pakai minyal lintah gan, atau mak erot, ada jaminan work tuh, yang sabar aja

    ReplyDelete
  3. Kebanyakan nonyon animu jepung sih... kebayakan nonton yg mini kuwai kuwai ikah ikah qimucuih. Nggk kuat kali bayar pereq kemahalan, bisanya jajan permen donk uhh lolypop!

    ReplyDelete
  4. Kebanyakan nonyon animu jepung sih... kebayakan nonton yg mini kuwai kuwai ikah ikah qimucuih. Nggk kuat kali bayar pereq kemahalan, bisanya jajan permen donk uhh lolypop!

    ReplyDelete
  5. bahaya tuh gan kalo pedopil , mungkin gegara gak punya cewe haha

    ReplyDelete